Mungkin kita akan kaget bila tahu, ternyata ada juga yang namanya pakar teh, apalagi sebagai profesi. Biasanya pakar teh hanya berasal orang yang banyak bekerja di suatu perkebunan teh maupun pengusaha teh itu sendiri.
Jika kita bandingkan teh dengan kopi sebagai gaya hidup memang masih kalah jauh dan pakar di bidang tehpun belum terlalu terdengar kiprahnya di telinga kita. Sangat disayangkan memang, mengingat masih banyaknya orang yang belum tahu cara memilih teh yang baik serta cara menyeduh teh yang benar. Sebenarnya pakar teh sangat dibutuhkan sekali guna mengedukasi masyarakat akan manfaat teh bagi kesehatan jika disajikan dengan benar.
Jika kita bandingkan teh dengan kopi sebagai gaya hidup memang masih kalah jauh dan pakar di bidang tehpun belum terlalu terdengar kiprahnya di telinga kita. Sangat disayangkan memang, mengingat masih banyaknya orang yang belum tahu cara memilih teh yang baik serta cara menyeduh teh yang benar. Sebenarnya pakar teh sangat dibutuhkan sekali guna mengedukasi masyarakat akan manfaat teh bagi kesehatan jika disajikan dengan benar.
Ratna Somantri - Pakar Teh Wanita |
Seorang Ratna Somantri merupakan salah satu pakar teh di Indonesia, dimana sebenarnya profesi pakar teh sering didominasi oleh kaum pria yang tidak lagi muda. Wanita berusia 35 tahun ini sangat menyukai minuman teh sejak dari masa kanak-kanak hingga akhirnya memutuskan untuk mempelajari lebih jauh tentang teh. Dia mulai mendalami tentang teh sejak tahun 2006. Bahkan Ratna rela jauh-jauh terbang ke negeri tetangga, yaitu Malaysia hanya untuk kursus teh.
Ratna menjelaskan bagaimana cara memilih serta menyajikan teh yang benar. Berawal dari ajakan seorang teman untuk membuka cafe teh, dia rela belajar jauh hanya untuk tahu lebih banyak tentang teh. Karena menurutnya bila ingin terjun pada suatu bisnis kita harus tahu dan menguasai secara detail.
Usaha cafe tehnya tidak bertahan lama, karena dia memutuskan untuk menjual sahamnya. Walaupun sudah tidak lagi menggeluti bisnis cafe teh ternyata tidak menyurutkan niatnya untuk belajar tentang teh lebih jauh lagi. Dia melanjutkan untuk memperdalam ilmu tentang teh hingga ke China, Jepang, serta Hongkong. Ya, negara-negara tersebut memang terkenal dengan minuman tehnya yang khas.
Ratna Somantri sering didapuk sebagai pembicara dalam berbagai talk show, seminar, maupun diskusi tentang teh. Hal tersebut dilakukannya karena memang Ratna sangat antusias dengan salah satu jenis minuman ini, meskipun dulu tidak pernah terlintas dibenaknya untuk terjun atau berprofesi sebagai seorang pakar teh. Semua itu semata-mata hanya karena untuk memuaskan hasrat serta kekagumannya tentang manfaat teh bagi kesehatan.
Hingga sekarang ini, Ratna telah mencoba puluhan macam jenis minuman teh. Bahkan di rumahnya, hampir 100 jenis daun teh yang telah dikoleksi dari berbagai negara yang sebagian merupakan jenis teh langka dengan harga yang cukup mahal. Ratna merasa prihatin karena ternyata masih banyak masyarakat yang belum mengetahui cara memilih teh yang baik serta cara penyajian yang benar, semua itu akan mengurangi nilai dari teh itu sendiri. Khasiat, aroma serta rasanya sendiri akan memudar.
Cara penyajian minuman teh yang salah tak hanya dilakukan kebnyakan orang awam, bahkan di cafe-cafepun sering menyajikannya dengan keliru. Sebagai contoh waktu menyeduh teh menggunakan air panas 95 derajat Celcius yang sama digunakan untuk menyeduh kopi. Padahal untuk menyeduh teh yang benar adalah dengan menggunakan air bersuhu 70 derajat Celcius saja agar antioksidan yang terkandung di dalam teh tidak hilang.
Ratna juga menjelaskan, bahwa ada dua teknik cara penyajian teh yaitu aliran Barat serta aliran Timur. Bagi kebanyakan orang Eropa seperti Italia, Inggris, Belanda dan lainnya akan menyeduh teh menggunakan air yang banyak dan daun teh yang sedikit. Daun teh diseduh selama 3-4 menit.
Untuk aliran Timur seperti negara China menyeduh teh dengan teko-teko kecil. Dengan perbandingan air yang lebih sedikit, tetapi dengan jumlah teh yang sama. Teh diseduh sebentar antara 30 ditik hingga satu menitan. Karena penyeduhan yang hanya dilakukan sebentar ini dianggap paling baik, karena antioksidan yang terkandung di dalam teh belum sempat larut.
Di Indonesia sendiri cara menyeduh teh sangat tidak sehat, mengingat kebanyakan orang di Indonesia menyeduh teh terlalu lama dan berjam-jam bahkan seharian. Teh akan menjadi sangat pekat serta terlalu kental dan rasanya pahit, antioksidan yang terkandung di dalam teh akan hilang. Bahkan zat-zat berbahaya malah keluar, yang bisa mengakibatkan percernaan tidak lancar maupun sembelit.
Berdasarkan keprihatinan tersebut, sebagai seorang pakar teh Ratna ingin mengedukasi masyarakat tentang cara memilih, mengenali, serta menyeduh teh berdasarkan jenis serta manfaatnya. Ratna akan mencoba mengedukasi masyarakat bukan hanya melalui talk show dan seminar, tapi juga membuat sebuah buku yang akan dilaunching bulan Juni 2014 ini. Dewan Teh Indonesia sejak awal 2014 menunjuk Ratna Somantri segabai representatif untuk mempromosikan serta mensosialisasikan teh secara lebih luas. Semoga wanita yang juga pendiri Komunitas Pecinta Teh tersebut sukses dengan semua cita-citanya.
Ratna menjelaskan bagaimana cara memilih serta menyajikan teh yang benar. Berawal dari ajakan seorang teman untuk membuka cafe teh, dia rela belajar jauh hanya untuk tahu lebih banyak tentang teh. Karena menurutnya bila ingin terjun pada suatu bisnis kita harus tahu dan menguasai secara detail.
Usaha cafe tehnya tidak bertahan lama, karena dia memutuskan untuk menjual sahamnya. Walaupun sudah tidak lagi menggeluti bisnis cafe teh ternyata tidak menyurutkan niatnya untuk belajar tentang teh lebih jauh lagi. Dia melanjutkan untuk memperdalam ilmu tentang teh hingga ke China, Jepang, serta Hongkong. Ya, negara-negara tersebut memang terkenal dengan minuman tehnya yang khas.
Ratna Somantri sering didapuk sebagai pembicara dalam berbagai talk show, seminar, maupun diskusi tentang teh. Hal tersebut dilakukannya karena memang Ratna sangat antusias dengan salah satu jenis minuman ini, meskipun dulu tidak pernah terlintas dibenaknya untuk terjun atau berprofesi sebagai seorang pakar teh. Semua itu semata-mata hanya karena untuk memuaskan hasrat serta kekagumannya tentang manfaat teh bagi kesehatan.
Hingga sekarang ini, Ratna telah mencoba puluhan macam jenis minuman teh. Bahkan di rumahnya, hampir 100 jenis daun teh yang telah dikoleksi dari berbagai negara yang sebagian merupakan jenis teh langka dengan harga yang cukup mahal. Ratna merasa prihatin karena ternyata masih banyak masyarakat yang belum mengetahui cara memilih teh yang baik serta cara penyajian yang benar, semua itu akan mengurangi nilai dari teh itu sendiri. Khasiat, aroma serta rasanya sendiri akan memudar.
Cara penyajian minuman teh yang salah tak hanya dilakukan kebnyakan orang awam, bahkan di cafe-cafepun sering menyajikannya dengan keliru. Sebagai contoh waktu menyeduh teh menggunakan air panas 95 derajat Celcius yang sama digunakan untuk menyeduh kopi. Padahal untuk menyeduh teh yang benar adalah dengan menggunakan air bersuhu 70 derajat Celcius saja agar antioksidan yang terkandung di dalam teh tidak hilang.
Ratna juga menjelaskan, bahwa ada dua teknik cara penyajian teh yaitu aliran Barat serta aliran Timur. Bagi kebanyakan orang Eropa seperti Italia, Inggris, Belanda dan lainnya akan menyeduh teh menggunakan air yang banyak dan daun teh yang sedikit. Daun teh diseduh selama 3-4 menit.
Untuk aliran Timur seperti negara China menyeduh teh dengan teko-teko kecil. Dengan perbandingan air yang lebih sedikit, tetapi dengan jumlah teh yang sama. Teh diseduh sebentar antara 30 ditik hingga satu menitan. Karena penyeduhan yang hanya dilakukan sebentar ini dianggap paling baik, karena antioksidan yang terkandung di dalam teh belum sempat larut.
Di Indonesia sendiri cara menyeduh teh sangat tidak sehat, mengingat kebanyakan orang di Indonesia menyeduh teh terlalu lama dan berjam-jam bahkan seharian. Teh akan menjadi sangat pekat serta terlalu kental dan rasanya pahit, antioksidan yang terkandung di dalam teh akan hilang. Bahkan zat-zat berbahaya malah keluar, yang bisa mengakibatkan percernaan tidak lancar maupun sembelit.
Berdasarkan keprihatinan tersebut, sebagai seorang pakar teh Ratna ingin mengedukasi masyarakat tentang cara memilih, mengenali, serta menyeduh teh berdasarkan jenis serta manfaatnya. Ratna akan mencoba mengedukasi masyarakat bukan hanya melalui talk show dan seminar, tapi juga membuat sebuah buku yang akan dilaunching bulan Juni 2014 ini. Dewan Teh Indonesia sejak awal 2014 menunjuk Ratna Somantri segabai representatif untuk mempromosikan serta mensosialisasikan teh secara lebih luas. Semoga wanita yang juga pendiri Komunitas Pecinta Teh tersebut sukses dengan semua cita-citanya.
Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
BalasHapushanya di D*EW*A*P*K / pin bb D87604A1
dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)
ingin mendapatkan uang banyak dengan cara cepat ayo segera bergabung dengan kami di f4n5p0k3r
BalasHapusPromo Fans**poker saat ini :
- Bonus Freechips 5.000 - 10.000 setiap hari (1 hari dibagikan 1 kali) hanya dengan minimal deposit 50.000 dan minimal deposit 100.000 ke atas
- Bonus Cashback 0.5% dibagikan Setiap Senin
- Bonus Referal 20% Seumur Hidup dibagikan Setiap Kamis
Ayo di tunggu apa lagi Segera bergabung ya, di tunggu lo ^.^